BAB
1
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang Masalah
Alternatif-alternatif timbul karena adanya keterbatasan dari sumber daya (manusia, material, uang, mesin, kesempatan). Dengan berbagai alternatif yang ada tersebut maka diperlukan sebuah perhitungan untuk mendapatkan pilihan yang terbaik secara ekonomi, baik ketika membandingkan berbagai alternatif rancangan, membauat keputusan investasi modal, mengevalusai kesempatan financial. Analisa ekonomi teknik melibatkan pembuatan keputusan terhadap berbagai penggunaan sumber daya yang terbatas. Konsekuensi terhadap hasil keputusan biasanya berdampak jauh ke masa yang akan datang, yang konsekuensinya itu tidak bisa diketahui secara pasti , merupakan pengambilan keputusan dibawah ketidakpastian.Namun demikian keputusan-keputusan yang diambil (sekalipun dengan berbagai presikdi-prediksi yang masuk akal) terkadang terdapat juga perbedaan terhadap kenyataannya, yang lebih dikenal RISIKO.
Dalan pengambilan keputusannya yang berdasar faktor-faktor (parameter) tertentu yang tidak diketahui dengan pasti mengharuskan kita menganalisa sebesara besar pengaruh faktor-faktor tersebut saling mempengaruhinya, yang dikenal analisis SENSITIVITAS.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan sebagai berikut
1.2.1 Memberikan penjelasan kepada pembaca tentang pengertian rate of return
1.2.2 Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai analisis rate of return
Alternatif-alternatif timbul karena adanya keterbatasan dari sumber daya (manusia, material, uang, mesin, kesempatan). Dengan berbagai alternatif yang ada tersebut maka diperlukan sebuah perhitungan untuk mendapatkan pilihan yang terbaik secara ekonomi, baik ketika membandingkan berbagai alternatif rancangan, membauat keputusan investasi modal, mengevalusai kesempatan financial. Analisa ekonomi teknik melibatkan pembuatan keputusan terhadap berbagai penggunaan sumber daya yang terbatas. Konsekuensi terhadap hasil keputusan biasanya berdampak jauh ke masa yang akan datang, yang konsekuensinya itu tidak bisa diketahui secara pasti , merupakan pengambilan keputusan dibawah ketidakpastian.Namun demikian keputusan-keputusan yang diambil (sekalipun dengan berbagai presikdi-prediksi yang masuk akal) terkadang terdapat juga perbedaan terhadap kenyataannya, yang lebih dikenal RISIKO.
Dalan pengambilan keputusannya yang berdasar faktor-faktor (parameter) tertentu yang tidak diketahui dengan pasti mengharuskan kita menganalisa sebesara besar pengaruh faktor-faktor tersebut saling mempengaruhinya, yang dikenal analisis SENSITIVITAS.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan sebagai berikut
1.2.1 Memberikan penjelasan kepada pembaca tentang pengertian rate of return
1.2.2 Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai analisis rate of return
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rate of Return
Rate of return adalah tingkat pengembalian atau tingkat bunga yang diterima investor atas investasi yang tidak diamortisasikan. Untuk menghitung tingkat pengembalian atas investasi, kita harus mengkonversi berbagai konsekuensi dari investasi ke dalam cash flow. maka kita akan memecahkan cash flow untuk nilai yang tidak diketahui tersebut. yang tingkat pengembalian dalam lima bentuk persamaan cash flow yaitu:
Rate of return adalah tingkat pengembalian atau tingkat bunga yang diterima investor atas investasi yang tidak diamortisasikan. Untuk menghitung tingkat pengembalian atas investasi, kita harus mengkonversi berbagai konsekuensi dari investasi ke dalam cash flow. maka kita akan memecahkan cash flow untuk nilai yang tidak diketahui tersebut. yang tingkat pengembalian dalam lima bentuk persamaan cash flow yaitu:
1.
PW of benefits – PW of
cost = 0
2.
PW of benefits/PW of
cost = 1
3.
Net Present Worth =0
4.
EUAB – EUAC =0
5.
PW of Cost = PW of
benefits
Pengertian rate of return
dapat dilihat dari 2 sisi. Dari pihak investor, tinggi rendahnya tingkat laba
yang disyaratkan merupakan pencerminan oleh tingkat resiko aktiva yang dimiliki
dan struktur modal serta faktor lain seperti manajemen. Sedangkan di pihak
perusahaan, tingkat laba yang diminta. Merupakan biaya yang harus dikeluarkan
untuk mendapatkan modal dari pemegang saham secara umum bahwa resiko perusahaan
yang tinggi berakibat bahwa tingkat keuntungan yang diminta oleh investor juga
tinggi dan biaya modal / juga tinggi. Tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang
diminta dipengaruhi oleh tingkat keuntungan bebas resiko (risk free rate) (Rf)
dan risk premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat pada surat
berharga itu. Rp = Rf + risk premium.
2.1 Analisi Rate of Return
Analisis rate of return menghasilkan solusi berupa tingkat suku bunga yang berlaku pada serangkaian arus kas masuk dan arus kas keluar alternatif. Besarnya tingkat suku bunga, i*, dapat dihitung dengan salah satu dari analisis present worth, future worth dan annual worth berikut :
PWpendapatan = PWpengeluaran
FWpendapatan = FWpengeluaran
AWpendapatan = AWpengeluaran
Metode yang digunakan ialah trial-and-error sampai nilai i* diperoleh dengan interpolasi.
Analisis Terhadap Alternatif Tunggal
Kriteria pemilihan untuk alternatif tunggal, setelah i* diperoleh. Nilai itu dibandingkan dengan MARR untuk dievaluasi apakah alternatif tersebut layak diterima atau tidak. Jika i* ≥ MARR, alternatif layak diterima. Jika i* ≤ MARR, alternatif tidak layak diterima.
Contoh:
Pembelian suatu mesin seharga Rp.20.000.000 akan memampukan perusahaan untuk berhemat sebesar Rp.6.000.000 per tahun. Mesin tersebut diperkirakan memiliki usia pakai 5 tahun dan memiliki sisa akhir usia pakai sebesar Rp.4.000.000. Jika pemilik perusahaan menghendaki tingkat pengembalian minimal 15% per tahun, apakah pembelian tersebut layak dilakukan?
Penyelesaian:
PWpendapatan = PWpengeluaran
6000000(P/A,i*,5) + 4000000(P/F,i*,5) = 2000000
Jika i* = 18% Ã 6000000(3,12717) + 4000000(0,43711) = 20511460
Jika i* = 20% Ã 6000000(2,99061) + 4000000(0,40188) = 19551180
Dengan interpolasi linear, diperoleh tingkat suku bunga untuk nilai 20.000.000 ialah:
i* = 18 + ((20000000-20511460)/(19551180-20511460))(20-18) = 19,07%
oleh karena i* ≥ MARR maka pembelian layak dilakukan.
Perbedaan Hasil Analisis
Sebelum melakukan analisis rate of return terhadap lebih dari satu alternatif, akan dipelajari terlebih dahulu adanya kemungkinan hasil analisis yang berbeda dibandingkan dengan metode analisis lainnya. Pada contoh analisis dua alternatif mesin pada pembahasan Present Worth Analysis dengan usia pakai berbeda dengan periode analisis, didapatkan keputusan memilih mesin Y sebagai alternatif terbaik karena memiliki NPV yang lebih besar. Bagaimana jika dilakukan dengan rate of return analysis?
Mesin X
750000(P/A,i*,16) – 1500000(P/F,i*,8) + 1000000(P/F,i*,16) = 2500000
Jika i* = 25% Ã 750000(3,88741) – 1500000(0,16777) + 1000000(0,02815) = 2692052,50
Jika i* = 30% Ã 750000(3,28324) – 1500000(0,12259) + 1000000(0,01156) = 2290105
Dengan interpolasi linear, diperoleh tingkat suku bunga untuk nilai 2.500.000 ialah:
i* = 25+ ((2500000-2692052,50)/(2290105-2692052,50))(30-25) = 27,39%
Mesin Y
900000(P/A,i*,16) + 1500000(P/F,i*,16) = 3500000
Jika i* = 25% Ã 900000(3,88741) + 1500000(0,02815) = 3540894
Jika i* = 30% Ã 900000(3,28324) + 1500000(0,01156) = 2972256
Dengan interpolasi linear, diperoleh tingkat suku bunga untuk nilai 3.500.000 ialah:
i* = 25+ ((3500000-3540894)/(2972256-3540894))(30-25) = 25,36%
Jika keputusan untuk memilih didasarkan pada nilai i* terbesar, maka mesin X merupakan alternatif terbaik. Dengan demikian terjadi perbedaan hasil analisis terhadap kedua alternatif yang sedang dibandingkan. Untuk menghindari perbedaan hasil analisis itu, perhitungan untuk mencari i* dilakukan dari arus kas inkremental alternatif yang sedang dibandingkan.
2.1 Analisi Rate of Return
Analisis rate of return menghasilkan solusi berupa tingkat suku bunga yang berlaku pada serangkaian arus kas masuk dan arus kas keluar alternatif. Besarnya tingkat suku bunga, i*, dapat dihitung dengan salah satu dari analisis present worth, future worth dan annual worth berikut :
PWpendapatan = PWpengeluaran
FWpendapatan = FWpengeluaran
AWpendapatan = AWpengeluaran
Metode yang digunakan ialah trial-and-error sampai nilai i* diperoleh dengan interpolasi.
Analisis Terhadap Alternatif Tunggal
Kriteria pemilihan untuk alternatif tunggal, setelah i* diperoleh. Nilai itu dibandingkan dengan MARR untuk dievaluasi apakah alternatif tersebut layak diterima atau tidak. Jika i* ≥ MARR, alternatif layak diterima. Jika i* ≤ MARR, alternatif tidak layak diterima.
Contoh:
Pembelian suatu mesin seharga Rp.20.000.000 akan memampukan perusahaan untuk berhemat sebesar Rp.6.000.000 per tahun. Mesin tersebut diperkirakan memiliki usia pakai 5 tahun dan memiliki sisa akhir usia pakai sebesar Rp.4.000.000. Jika pemilik perusahaan menghendaki tingkat pengembalian minimal 15% per tahun, apakah pembelian tersebut layak dilakukan?
Penyelesaian:
PWpendapatan = PWpengeluaran
6000000(P/A,i*,5) + 4000000(P/F,i*,5) = 2000000
Jika i* = 18% Ã 6000000(3,12717) + 4000000(0,43711) = 20511460
Jika i* = 20% Ã 6000000(2,99061) + 4000000(0,40188) = 19551180
Dengan interpolasi linear, diperoleh tingkat suku bunga untuk nilai 20.000.000 ialah:
i* = 18 + ((20000000-20511460)/(19551180-20511460))(20-18) = 19,07%
oleh karena i* ≥ MARR maka pembelian layak dilakukan.
Perbedaan Hasil Analisis
Sebelum melakukan analisis rate of return terhadap lebih dari satu alternatif, akan dipelajari terlebih dahulu adanya kemungkinan hasil analisis yang berbeda dibandingkan dengan metode analisis lainnya. Pada contoh analisis dua alternatif mesin pada pembahasan Present Worth Analysis dengan usia pakai berbeda dengan periode analisis, didapatkan keputusan memilih mesin Y sebagai alternatif terbaik karena memiliki NPV yang lebih besar. Bagaimana jika dilakukan dengan rate of return analysis?
Mesin X
750000(P/A,i*,16) – 1500000(P/F,i*,8) + 1000000(P/F,i*,16) = 2500000
Jika i* = 25% Ã 750000(3,88741) – 1500000(0,16777) + 1000000(0,02815) = 2692052,50
Jika i* = 30% Ã 750000(3,28324) – 1500000(0,12259) + 1000000(0,01156) = 2290105
Dengan interpolasi linear, diperoleh tingkat suku bunga untuk nilai 2.500.000 ialah:
i* = 25+ ((2500000-2692052,50)/(2290105-2692052,50))(30-25) = 27,39%
Mesin Y
900000(P/A,i*,16) + 1500000(P/F,i*,16) = 3500000
Jika i* = 25% Ã 900000(3,88741) + 1500000(0,02815) = 3540894
Jika i* = 30% Ã 900000(3,28324) + 1500000(0,01156) = 2972256
Dengan interpolasi linear, diperoleh tingkat suku bunga untuk nilai 3.500.000 ialah:
i* = 25+ ((3500000-3540894)/(2972256-3540894))(30-25) = 25,36%
Jika keputusan untuk memilih didasarkan pada nilai i* terbesar, maka mesin X merupakan alternatif terbaik. Dengan demikian terjadi perbedaan hasil analisis terhadap kedua alternatif yang sedang dibandingkan. Untuk menghindari perbedaan hasil analisis itu, perhitungan untuk mencari i* dilakukan dari arus kas inkremental alternatif yang sedang dibandingkan.
Tahun
|
Arus Kas Mesin X (1)
|
Arus Kas Mesin Y (2)
|
Inkremental ((3)=(2)-(1))
|
1
|
-2,500,000
|
-3,500,000
|
-1,000,000
|
2
|
750,000
|
900,000
|
150,000
|
3
|
750,000
|
900,000
|
150,000
|
4
|
750,000
|
900,000
|
150,000
|
5
|
750,000
|
900,000
|
150,000
|
6
|
750,000
|
900,000
|
150,000
|
7
|
750,000
|
900,000
|
150,000
|
8
|
-1,500,000
|
900,000
|
2,400,000
|
9
|
750,000
|
900,000
|
150,000
|
10
|
750,000
|
900,000
|
150,000
|
11
|
750,000
|
900,000
|
150,000
|
12
|
750,000
|
900,000
|
150,000
|
13
|
750,000
|
900,000
|
150,000
|
14
|
750,000
|
900,000
|
150,000
|
15
|
750,000
|
900,000
|
150,000
|
16
|
1,750,000
|
2,400,000
|
650,000
|
150000(P/A,i*,16) +
2250000(P/F,i*,8) + 500000(P/F,i*,16) = 1000000
Jika i* = 20% Ã 150000(4,72956) + 2250000(0,23257) + 500000(0,05409) = 1259761,50
Jika i* = 25% Ã 150000(3,88741) + 2250000(0,16777) + 500000(0,02815) = 974669
Dengan interpolasi linear, diperoleh tingkat suku bunga untuk nilai 1.000.000 ialah:
i* = 20+ ((1000000-1259761,50)/( 974669-1259761,50))(25-20) = 24,56%
Oleh karena i* ≥ MARR(15%), pembelian mesin Y lebih menguntungkan.
Dengan perhitungan i* dari arus kas inkremental alternatif yang dibandingkan, hasil analisis yang diperoleh menggunakan rate of return sama dengan hasil analisis yang dilakukan menggunakan present worth analysis.
Prosedur Inkremental Alternatif
Jika i* = 20% Ã 150000(4,72956) + 2250000(0,23257) + 500000(0,05409) = 1259761,50
Jika i* = 25% Ã 150000(3,88741) + 2250000(0,16777) + 500000(0,02815) = 974669
Dengan interpolasi linear, diperoleh tingkat suku bunga untuk nilai 1.000.000 ialah:
i* = 20+ ((1000000-1259761,50)/( 974669-1259761,50))(25-20) = 24,56%
Oleh karena i* ≥ MARR(15%), pembelian mesin Y lebih menguntungkan.
Dengan perhitungan i* dari arus kas inkremental alternatif yang dibandingkan, hasil analisis yang diperoleh menggunakan rate of return sama dengan hasil analisis yang dilakukan menggunakan present worth analysis.
Prosedur Inkremental Alternatif
1.
Urutkan
alternatif-alternatif yang akan dibandingkan mulai dari alternatif dengan
investasi terkecil.
2.
Hitung i* alternatif
pertama. Langkah itu untuk membandingkan alternatif tidak melakukan pilihan (do
nothing – DN) sebagai alternatif dasar yang layak dengan alternatif
pertama sebagai alternatif pembanding. Jika diperoleh i* < MARR, maka
alternatif DN tetap menjadi alternatif yang layak. Namun jika i* ≥ MARR,
alternatif pertama akan menggantikan DN menjadi alternatif yang layak dan
alternatif berikutnya (alternatif kedua) menjadi alternatif pembanding.
3.
Hitung incremental
arus kas dari kedua alternatif baru tersebut untuk setiap periode waktu dengan
persamaan: inkremental arus kas = arus kas alternatif kedua dikurangi arus kas
alternatif pertama.
4.
Hitung i* dari
inkremental arus kas yang diperoleh.
5.
Jika diperoleh nilai
i* < MARR, alternatif pertama tetap sebagai alternatif yang layak. Namun
jika nilai i* ≥ MARR, alternatif kedua menggantikannya menjadi alternatif layak
dan alternatif berikutnya menjadi alternatif pembanding.
6.
Ulangi langkah 3
sampai langkah 5 hingga semua alternatif dibandingkan. Pilih alternatif layak
terakhir sebagai alternatif terbaik.
Analisis Rate of
Return dengan Inkremental
Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan tahunannya. Dua alternatif mesin dengan usia pakai masing-masing 8 tahun ditawarkan kepada perusahaan.
Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan tahunannya. Dua alternatif mesin dengan usia pakai masing-masing 8 tahun ditawarkan kepada perusahaan.
Mesin
|
Harga Beli (Rp.)
|
Keuntungan Per Tahun (Rp.)
|
Nilai Sisa di Akhir Usia Pakai (Rp.)
|
X
|
2,500,000
|
750,000
|
1,000,000
|
Y
|
3,500,000
|
900,000
|
1,500,000
|
Dengan MARR 15% per tahun,
tentukan mesin yang harus dibeli.
Penyelesaian:
Urutan alternatif: DN, X, Y
Membandingkan DN dengan mesin X
Penyelesaian:
Urutan alternatif: DN, X, Y
Membandingkan DN dengan mesin X
Tahun
|
DN (1)
|
Mesin X (2)
|
Inkremental ((3)=(2)-(1))
|
0
|
0
|
-2,500,000
|
-2,500,000
|
1 s.d 7
|
0
|
750,000
|
750,000
|
8
|
0
|
1,750,000
|
1,750,000
|
750000(P/A,i*,7) +
1750000(P/F,i*,8) = 2500000
Jika i* = 25% Ã 750000(3,16144) + 1750000(0,16777) = 2664677,50
Jika i* = 30% Ã 750000(2,80211) + 1750000(0,12259) = 2316115
Dengan interpolasi linear, diperoleh tingkat suku bunga untuk nilai 2.500.000 ialah:
i* = 25+ ((2500000-2664677,50)/(2316115-2664677,50))(30-25) = 27,36%
oleh karena i* ≥ MARR, pembelian mesin X layak dilakukan.
Membandingkan mesin X dengan mesin Y
Jika i* = 25% Ã 750000(3,16144) + 1750000(0,16777) = 2664677,50
Jika i* = 30% Ã 750000(2,80211) + 1750000(0,12259) = 2316115
Dengan interpolasi linear, diperoleh tingkat suku bunga untuk nilai 2.500.000 ialah:
i* = 25+ ((2500000-2664677,50)/(2316115-2664677,50))(30-25) = 27,36%
oleh karena i* ≥ MARR, pembelian mesin X layak dilakukan.
Membandingkan mesin X dengan mesin Y
Tahun
|
Mesin X (1)
|
Mesin Y (2)
|
Inkremental ((3)=(2)-(1))
|
0
|
-2,500,000
|
-3,500,000
|
-1,000,000
|
1 s.d 7
|
750,000
|
900,000
|
150,000
|
8
|
1,750,000
|
2,400,000
|
650,000
|
150000(P/A,i*,7) +
650000(P/F,i*,8) = 1000000
Jika i* = 10% Ã 150000(4,86842) + 650000(0,46651) = 1033494,50
Jika i* = 11% Ã 150000(4,71220) + 650000(0,43393) = 988884,50
Dengan interpolasi linear, diperoleh tingkat suku bunga untuk nilai 1.000.000 ialah:
i* = 10+ ((1000000-1033494,50)/(988884,50-1033494,50))(11-10) = 10,75%
oleh karena i* < MARR, pilih mesin X.
EXPECTED RATE OF RETURN
Rp = tingkat keuntungan yang diminta. Rp dipengaruhi oleh 2 faktor (1) tingkat inflasi yang diharapkan (2) demand&suppy dana 2 faktor tersebut sangat mempengaruhi return pada surat berharga bebas resiko & Required rate of return bagi semua surat berharga juga akan dipengaruhi oleh risk free. Bagi surat berharga yang spesifik terdapat 4 komponen resiko yang menentukan risk premium : (1) Bussiness risk ditentukan oleh variabilitas laba sebelum bunga & pajak (EBIT), (2) Financial risk, ditunjukkan variabilitas laba per lembar (EPS) , (3) Marketability risk, menunjukkan kemampuan investasi untuk membeli & menjual surat berharga perusahan, (4) interest rate risk, menunjukkan variabilitas tingkat keutungan atas surat berharga.
Jika i* = 10% Ã 150000(4,86842) + 650000(0,46651) = 1033494,50
Jika i* = 11% Ã 150000(4,71220) + 650000(0,43393) = 988884,50
Dengan interpolasi linear, diperoleh tingkat suku bunga untuk nilai 1.000.000 ialah:
i* = 10+ ((1000000-1033494,50)/(988884,50-1033494,50))(11-10) = 10,75%
oleh karena i* < MARR, pilih mesin X.
EXPECTED RATE OF RETURN
Rp = tingkat keuntungan yang diminta. Rp dipengaruhi oleh 2 faktor (1) tingkat inflasi yang diharapkan (2) demand&suppy dana 2 faktor tersebut sangat mempengaruhi return pada surat berharga bebas resiko & Required rate of return bagi semua surat berharga juga akan dipengaruhi oleh risk free. Bagi surat berharga yang spesifik terdapat 4 komponen resiko yang menentukan risk premium : (1) Bussiness risk ditentukan oleh variabilitas laba sebelum bunga & pajak (EBIT), (2) Financial risk, ditunjukkan variabilitas laba per lembar (EPS) , (3) Marketability risk, menunjukkan kemampuan investasi untuk membeli & menjual surat berharga perusahan, (4) interest rate risk, menunjukkan variabilitas tingkat keutungan atas surat berharga.
2.
Metode “Internal Rate
of Return
Metode ini untuk membuat
peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas
investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai
sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang
biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan
nol.
Apabila Ao adalah investasi pada periode 0 dan A1 sampai An adalah aliran bersih dari periode 1 sampai n, maka metode IRR semata mata mencari discount factor yang menyamakan A0 dengan A1 sampai An
Penerimaan atau penolakan usulan investasi ini adalah dengan membandingkan IRR dengan tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return). Apabila IRR lebih besar dari pada tingkat bunga yang disyaratkan maka proyek tersebut diterima, apabila lebih kecil diterima.
Kelemahan secara mendasar menurut teori memang hampir tidak ada, namun dalam praktek penghitungan untuk menentukan IRR tersebut masih memerlukan penghitungan NPV
Internal Rate of Return (IRR)
Ukuran kedua yang sering digunakan dalam analisis manfaat finansial adalah internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembaliandari investasi. IRR menunjukan tingkat discount rate atau tingkat keuntungan dari investasi yang menghasilkan NPV sama dengan nol.
Kriteria penilain digunakan tingkat bunga bank. Jadi, jika IRR ??tingkat bunga bank, maka usaha yang direncanakan atau yang diusulan layak untuk dilaksanakan, dan jika sebaliknya usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.
Teknik perhitungan dengan IRR banyak digunakan dalam suatu analisis investasi, namun relatif sulit untuk ditentukan karena untuk mendapatkan nilai yang akan dihitung diperlukan suatu ‘trial and error’ hingga pada akhirnya diperoleh tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol. IRR dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menyamakan present value cash inflow dengan jumlah initial investment dari proyek yang sedang dinilai.
Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan sama dengan initial investment. Suatu usulan proyek investasi akan ditetima jika IRR > cost of capital dan akan ditolak jika IRR = Cost of Capital maka : Proyek dipertimbangkan diterima.
IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return. Minimum acceptable rate of return adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor.
Perhitungan secara praktis :
Untuk mempermudah perhitungan IRR, yaitu dengan mencoba suku bunga yang diperkirakan akan memberikan nilai NPV positif misalnya 10 % yang akan memberikan NPV sebesar 382 dan dilanjutkan dengan perhitungan NPV yang negatif, Misalnya pada 20 % akan memberikan NPV sebesar -429.
Apabila Ao adalah investasi pada periode 0 dan A1 sampai An adalah aliran bersih dari periode 1 sampai n, maka metode IRR semata mata mencari discount factor yang menyamakan A0 dengan A1 sampai An
Penerimaan atau penolakan usulan investasi ini adalah dengan membandingkan IRR dengan tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return). Apabila IRR lebih besar dari pada tingkat bunga yang disyaratkan maka proyek tersebut diterima, apabila lebih kecil diterima.
Kelemahan secara mendasar menurut teori memang hampir tidak ada, namun dalam praktek penghitungan untuk menentukan IRR tersebut masih memerlukan penghitungan NPV
Internal Rate of Return (IRR)
Ukuran kedua yang sering digunakan dalam analisis manfaat finansial adalah internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembaliandari investasi. IRR menunjukan tingkat discount rate atau tingkat keuntungan dari investasi yang menghasilkan NPV sama dengan nol.
Kriteria penilain digunakan tingkat bunga bank. Jadi, jika IRR ??tingkat bunga bank, maka usaha yang direncanakan atau yang diusulan layak untuk dilaksanakan, dan jika sebaliknya usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.
Teknik perhitungan dengan IRR banyak digunakan dalam suatu analisis investasi, namun relatif sulit untuk ditentukan karena untuk mendapatkan nilai yang akan dihitung diperlukan suatu ‘trial and error’ hingga pada akhirnya diperoleh tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol. IRR dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menyamakan present value cash inflow dengan jumlah initial investment dari proyek yang sedang dinilai.
Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan sama dengan initial investment. Suatu usulan proyek investasi akan ditetima jika IRR > cost of capital dan akan ditolak jika IRR = Cost of Capital maka : Proyek dipertimbangkan diterima.
IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return. Minimum acceptable rate of return adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor.
Perhitungan secara praktis :
Untuk mempermudah perhitungan IRR, yaitu dengan mencoba suku bunga yang diperkirakan akan memberikan nilai NPV positif misalnya 10 % yang akan memberikan NPV sebesar 382 dan dilanjutkan dengan perhitungan NPV yang negatif, Misalnya pada 20 % akan memberikan NPV sebesar -429.
Contoh Kasus IRR dan NPV
IRR (Internal Rate of
Return)
IRR adalah suku bunga dimana ekivalensi nilai dari seluruh pemasukan (penerimaan) yang terjadi pada suatu rencana investasi sama dengan ekivalensi nilai dari seluruh pengeluarannya. IRR > MARR, maka rencana investasi tersebut layak secara ekonomis. Bila ada beberapa alternatif maka dipilih rencana investasi yang IRR-nya terbesar.
Contoh Kasus
Perusahan FajarJaya sedang mempertimbangkan suatu usulan proyek investasi senilai Rp. 150.000.000, umur proyek diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa.
Arus kas yang dihasilkan :
Tahun 1 adalah Rp. 60.000.000
Tahun 2 adalah Rp. 50.000.000
Tahun 3 adalah Rp. 40.000.000
Tahun 4 adalah Rp. 35.000.000
Tahun 5 adalah Rp. 28.000.000
Jika diasumsikan RRR = 10 % berapakah IRR?
Jawab :
Dicoba dengan faktor diskonto 16%
Tahun 1 arus kas: Rp.60.000.000 x 0,8621 = Rp.51.726.000
Tahun 2 arus kas: Rp.50.000.000 x 0,7432 = Rp.37.160.000
Tahun 3 arus kas: Rp.40.000.000 x 0,6417 = Rp.25.668.000
Tahun 4 arus kas: Rp.35.000.000 x 0,5523 = Rp.19.330.500
Tahun 5 arus kas: Rp.28.000.000 x 0,6419 = Rp.17.973.200
Total PV = Rp.100.131.700
Investasi Awal = Rp.150.000.000
Net Present Value (NVP1) = - Rp. 49.868.300
Dicoba dengan faktor diskonto 10%
Tahun 1 arus kas: Rp.60.000.000 x 0,9090 = Rp.54.540.000
Tahun 2 arus kas: Rp.50.000.000 x 0,8264 = Rp.41.320.000
Tahun 3 arus kas: Rp.40.000.000 x 0,7513 = Rp.30.052.000
Tahun 4 arus kas: Rp.35.000.000 x 0,6830 = Rp.23.905.000
Tahun 5 arus kas: Rp.28.000.000 x 0,6209 = Rp.17.385.200
Total PV = Rp.167.202.200
Investasi Awal = Rp.150.000.000
Net Present Value (NVP2) = Rp.17.202.200
Perhitungan interpolasi :
IRR adalah suku bunga dimana ekivalensi nilai dari seluruh pemasukan (penerimaan) yang terjadi pada suatu rencana investasi sama dengan ekivalensi nilai dari seluruh pengeluarannya. IRR > MARR, maka rencana investasi tersebut layak secara ekonomis. Bila ada beberapa alternatif maka dipilih rencana investasi yang IRR-nya terbesar.
Contoh Kasus
Perusahan FajarJaya sedang mempertimbangkan suatu usulan proyek investasi senilai Rp. 150.000.000, umur proyek diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa.
Arus kas yang dihasilkan :
Tahun 1 adalah Rp. 60.000.000
Tahun 2 adalah Rp. 50.000.000
Tahun 3 adalah Rp. 40.000.000
Tahun 4 adalah Rp. 35.000.000
Tahun 5 adalah Rp. 28.000.000
Jika diasumsikan RRR = 10 % berapakah IRR?
Jawab :
Dicoba dengan faktor diskonto 16%
Tahun 1 arus kas: Rp.60.000.000 x 0,8621 = Rp.51.726.000
Tahun 2 arus kas: Rp.50.000.000 x 0,7432 = Rp.37.160.000
Tahun 3 arus kas: Rp.40.000.000 x 0,6417 = Rp.25.668.000
Tahun 4 arus kas: Rp.35.000.000 x 0,5523 = Rp.19.330.500
Tahun 5 arus kas: Rp.28.000.000 x 0,6419 = Rp.17.973.200
Total PV = Rp.100.131.700
Investasi Awal = Rp.150.000.000
Net Present Value (NVP1) = - Rp. 49.868.300
Dicoba dengan faktor diskonto 10%
Tahun 1 arus kas: Rp.60.000.000 x 0,9090 = Rp.54.540.000
Tahun 2 arus kas: Rp.50.000.000 x 0,8264 = Rp.41.320.000
Tahun 3 arus kas: Rp.40.000.000 x 0,7513 = Rp.30.052.000
Tahun 4 arus kas: Rp.35.000.000 x 0,6830 = Rp.23.905.000
Tahun 5 arus kas: Rp.28.000.000 x 0,6209 = Rp.17.385.200
Total PV = Rp.167.202.200
Investasi Awal = Rp.150.000.000
Net Present Value (NVP2) = Rp.17.202.200
Perhitungan interpolasi :
Selisih Bunga
|
Selisih PV
|
Selisih PV dengan Investasi Awal
|
10%
|
Rp. 167.202.200
|
Rp. 167.202.200
|
16%
|
Rp. 100.131.700
|
Rp. 150.000.000
|
6%
|
Rp. 67.070.500
|
Rp. 17.202.200
|
IRR = i2 + {NPV2 / (NPV1 - NPV2)} x (i2 – i2)
IRR = 10% + (Rp.17.202.200 / Rp. 67.070.500) x 6 %
IRR = 11,5388 %
Kesimpulan :
Usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima, karena IRR > 10%
NPV (Net Present Value)
NPV adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan.
Net Present Value juga merupakan selisih antara present value arus manfaat (benefit) dengan present value arus biaya (cost). NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari suatu usaha selama umur usaha tersebut pada tingkat discount rate tertentu.
Contoh Kasus
Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untukmenggantimesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,‐. Mesin barumempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp. 15.000.000,‐. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000,‐ dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV?
Jawab :
Diskon Faktor 18%
P = P + A (P/A,i,n) + F (P/F, i, n)
P = -75.000.000 + 20.000.000 (P/A, 18%, 5) + 15.000.000 (P/F, 18%, 5)
P = -75.000.000 +62.544.000 + 6.556.500
P = -5.899.500
Diskon Faktor 14%
P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + ….. + 20.000.000 + 15.000.000
(1 +0,14) (1 + 0,14)2 (1 + 0,14)3 (1 + 0,14)5 (1 + 0,14)5
P = 1.754.3859 + 15.389.350 + 13.499.430 + 11.841.605 + 10.387.373 + 7.790.529
P = 76.452.146 – 75.000.000 = 1. 452.146
Diskon Faktor 24%
P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + ….. + 20.000.000 + 15.000.000
(1 +0,24) (1 + 0,24)2 (1 + 0,24)3 (1 + 0,24)5 (1 + 0,24)5
P = 16.129.032 + 13.007.284 + 10.489.745 + 8.459.471 + 6.822.154 + 5.116.616
P = 60.024.302 – 75.000.000
P = – 14.975.698
Kesimpulan :
Penggantian mesin ini tidak layak untuk dilakukan, karena NPV = -Rp. 5.899.500,00 yaitu NPV < 0
Keterangan:
NPV > 0, investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan, proyek bisa dijalankan.
NPV < 0, investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, proyek ditolak.
NPV = 0, investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi.
Metode Payback Period (PP)
Payback period adalah suatu metode berapa lama investasi akan kembali atau periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash flow- nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Suatu usulan investasi akan disetujui apabila payback period-nya lebih cepat atau lebih pendek dari payback period yang disyaratkan oleh perusahaan.
Payback period adalah suatu metode berapa lama investasi akan kembali atau periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash flow- nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Suatu usulan investasi akan disetujui apabila payback period-nya lebih cepat atau lebih pendek dari payback period yang disyaratkan oleh perusahaan.
![rumus-pp.jpg (598×532)](https://kelincicoklatdiary.files.wordpress.com/2010/10/rumus-pp.jpg)
Metode payback period merupakan metode penilaian investasi yang
sangat sederhana perhitungannya, sehingga
banyak digunakan oleh perusahaan. Tetapi di lain pihak metode ini mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu:
a) Tidak memperhatikan nilai waktu uang.
b) Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh sesudah payback period suatu rencana investasi tercapai.
c) Mengabaikan nilai sisa (salvage value) investasi.
banyak digunakan oleh perusahaan. Tetapi di lain pihak metode ini mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu:
a) Tidak memperhatikan nilai waktu uang.
b) Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh sesudah payback period suatu rencana investasi tercapai.
c) Mengabaikan nilai sisa (salvage value) investasi.
Meskipun metode payback period memiliki beberapa kelemahan,
namun metode ini masih terus digunakan secara intensif dalam membuat keputusan
investasi, tetapi metode ini tidak digunakan sebagai alat utama melainkan hanya
sebagai indikator dari likuiditas dan risiko investasi.
Keunggulan metode payback period adalah sebagai berikut:
a) Perhitungannya mudah dimengerti dan sederhana.
b)Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba menurut akuntansi.
c) Sebagai alat pertimbangan risiko karena makin pendek payback makin rendah risiko kerugian.
a) Perhitungannya mudah dimengerti dan sederhana.
b)Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba menurut akuntansi.
c) Sebagai alat pertimbangan risiko karena makin pendek payback makin rendah risiko kerugian.
![contoh2.jpg (616×362)](https://kelincicoklatdiary.files.wordpress.com/2010/10/contoh2.jpg)
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Rate of return adalah tingkat pengembalian atau tingkat bunga yang diterima investor atas investasi yang tidak diamortisasikan. Untuk menghitung tingkat pengembalian atas investasi, kita harus mengkonversi berbagai konsekuensi dari investasi ke dalam cash flow. maka kita akan memecahkan cash flow untuk nilai yang tidak diketahui tersebut.
Pengertian rate of return dapat dilihat dari 2 sisi. Dari pihak investor, tinggi rendahnya tingkat laba yang disyaratkan merupakan pencerminan oleh tingkat resiko aktiva yang dimiliki dan struktur modal serta faktor lain seperti manajemen. Sedangkan di pihak perusahaan, tingkat laba yang diminta. Merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal dari pemegang saham secara umum bahwa resiko perusahaan yang tinggi berakibat bahwa tingkat keuntungan yang diminta oleh investor juga tinggi dan biaya modal / juga tinggi. Tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang diminta dipengaruhi oleh tingkat keuntungan bebas resiko (risk free rate) (Rf) dan risk premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat pada surat berharga itu. Rp = Rf + risk premium.
Analisis rate of return menghasilkan solusi berupa tingkat suku bunga yang berlaku pada serangkaian arus kas masuk dan arus kas keluar alternatif. Besarnya tingkat suku bunga, i*, dapat dihitung dengan salah satu dari analisis present worth, future worth dan annual worth berikut :
PWpendapatan = PWpengeluaran
FWpendapatan = FWpengeluaran
AWpendapatan = AWpengeluaran
Metode yang digunakan ialah trial-and-error sampai nilai i* diperoleh dengan interpolasi.
Rate of return adalah tingkat pengembalian atau tingkat bunga yang diterima investor atas investasi yang tidak diamortisasikan. Untuk menghitung tingkat pengembalian atas investasi, kita harus mengkonversi berbagai konsekuensi dari investasi ke dalam cash flow. maka kita akan memecahkan cash flow untuk nilai yang tidak diketahui tersebut.
Pengertian rate of return dapat dilihat dari 2 sisi. Dari pihak investor, tinggi rendahnya tingkat laba yang disyaratkan merupakan pencerminan oleh tingkat resiko aktiva yang dimiliki dan struktur modal serta faktor lain seperti manajemen. Sedangkan di pihak perusahaan, tingkat laba yang diminta. Merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal dari pemegang saham secara umum bahwa resiko perusahaan yang tinggi berakibat bahwa tingkat keuntungan yang diminta oleh investor juga tinggi dan biaya modal / juga tinggi. Tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang diminta dipengaruhi oleh tingkat keuntungan bebas resiko (risk free rate) (Rf) dan risk premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat pada surat berharga itu. Rp = Rf + risk premium.
Analisis rate of return menghasilkan solusi berupa tingkat suku bunga yang berlaku pada serangkaian arus kas masuk dan arus kas keluar alternatif. Besarnya tingkat suku bunga, i*, dapat dihitung dengan salah satu dari analisis present worth, future worth dan annual worth berikut :
PWpendapatan = PWpengeluaran
FWpendapatan = FWpengeluaran
AWpendapatan = AWpengeluaran
Metode yang digunakan ialah trial-and-error sampai nilai i* diperoleh dengan interpolasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Raharjo, Ferianto.
2007. Ekonomi Teknik Analsis Pengambilan Keputusan. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
http://mazterchez.blogspot.com/2009/12/rate-of-return.html. Diakses tanggal 13 Oktober 2014.
http://mazterchez.blogspot.com/2009/12/rate-of-return.html. Diakses tanggal 13 Oktober 2014.
https://kelincicoklatdiary.wordpress.com/2010/10/14/net-present-value-npv-dan-internal-rate-of-return-irr/
Komentar
Posting Komentar