MAKALAH ILMIAH ILMU SOSIAL DASAR
PEMUDA DAN SOSIALISASI
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo71UT_eYL2rIm1yJ394l_q9vPs4YqZFr1e2b64wPmz__yPUOZVaIj0g70ZQo7Yt59EoWKUtuooxUXbH8cMIffuJCjOk_-mQWJx6kEAr3iXCkBTJFl2wSBbgQYuwj-mdIwQ5GKPNcE/s300/Logo-Gundar.jpg)
Disusun
Oleh :
Dian
Arif Prakoso
11415839
1IB04
FAKULTAS
INDUSTRI
Program
Sarjana Teknik Electro
Universitas
Gunadarma
2015
KATA PENGHANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah
SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah
Pemuda
dan sosialisasi, Pemuda dan
sosialisasi ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Junaedi
Abdillah selaku Dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma yang
telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah Ilmiah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pemuda
dan sosialisasi. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
Jakarta, 15
November 2015
Dian Arif Prakoso
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Penghantar
Daftar isi
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Permasalahan
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 pengertian
pemuda
2.1.1
pengertian sosialisasi
2.1.2
internalisasi belajar dan sosialisasi
2.1.3
proses sosialisasi
2.1.4
peranan sosial mahasiswa dan pemuda di
masyarakat.
3.1
pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda
3.1.1
pengertian pokok pembinaan dan
pengembngan generasi muda
3.1.2
masalah-masalah generasi muda
3.1.3
potensi-potensi generasi muda
3.1.4
tujuan pokok sosialisasi
4.1
potensi generasi muda
4.1.1
pengertian pendidikan dan perguruan tinggi
4.1.2
alasan untuk berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi
BAB III
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pemuda adalah generasi
penerus dari generasi terdahulu. Anggapan itu merupakan beban moral yang
ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi
tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan
diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan
narkotika, frustasi, masa depan suram, keterbatasan lapangan kerja dan masalah
lainnya. Seringkali pemuda dibenturkan dengan “nilai” yang telah ada jika
mereka berkelakuan di luar nilai tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian
Pemuda ?
2. Apa pengertian
Sosialisasi ?
3. Tujuan dan
Proses Sosialisasi Pemuda ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui
pengertian pengertian Pemuda
2. Mengetahui
pengertian Sosialisasi
3. Tujuan dan Proses Sosialisasi Pemuda
BAB II
PEMBAHASAN
Internalisai Belajar
dan Spesialisasi
2.1 Pengertian Pemuda
Princeton mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus
Webstersnya sebagai “the time of life between childhood and maturity; early
maturity; the state of being young or immature or inexperienced; the freshness
and vitality characteristic of a young person”.
Sedangkan dalam kerangka usia, WHO menggolongkan usia 10 – 24
tahun sebagai young people, sedangkan remaja atau adolescence dalam golongan
usia 10 -19 tahun. Jadi pemuda identik sebagai sosok individu yang berusia
produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis,
berpikiran maju, memiliki moralitas, dsb.
Kelemahan mecolok dari seorang pemuda adalah kontrol diri dalam
artian mudah emosional, sedangkan kelebihan pemuda yang paling menonjol adalah
mau menghadapi perubahan, baik berupa perubahan sosial maupun kultural dengan
menjadi pelopor perubahan itu sendiri.
Secara hukum pemuda adalah manusia yang berusia 15 – 30 tahun,
secara biologis yaitu manusia yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda
kedewasaan seperti adanya perubahan fisik, dan secara agama adalah manusia yang
sudah memasuki fase aqil baligh yang ditandai dengan mimpi basah bagi pria
biasanya pada usia 11 – 15 tahun dan keluarnya darah haid bagi wanita biasanya
saat usia 9 – 13 tahun.
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai
macam – macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti
karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan
melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan
melanjutkan estafet pembangunan.
Di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang
potensial. Kedudukannya yang strategis sebagai penerus cita – cita perjuangan
bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya.
2.1.1 Pengertian
Sosialisasi
1. Pengertian Proses Sosialisasi
Setiap anggota baru dari kelompok (masyarakat) harus mempelajari
kebiasaan melalui suatu proses yang dinamakan sosialisasi (socialization).
Jadi, untuk bisa dianggap sebagai anggota masyarakat, seseorang harus
mempelajari kebiasaankebiasaan anggota masyarakat yang lain. Secara sederhana,
sosialisasi dapat diartikan
sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenan dengan
bagaimana individu mempelajari
cara-cara hidup, norma, dan nilai sosial yang terdapat dalam
kelompoknya agar dapat
berkembang menjadi pribadi yang bisa diterima masyarakat. Proses
sosialisasi diawali dari lingkungan
keluarga atau kelompok yang ada di sekitar kehidupannya. Proses
sosialisasi menjadikan seseorang tahu dan memahami bagaimana seseorang
menjalankan hak-hak dan kewajiban berdasarkan peranan-peranan yang dimilikinya.
Berikut ini beberapa definisi sosialisasi menurut para ahli, sebagai berikut:
a. Koentjaraningrat
Proses sosialisasi adalah proses belajar yang dialami individu
sejak masa kanak-kanak sampai masa tuanya. Ia belajar pola-pola tindakan dalam
interaksi dengan segala macam individu sekeliling yang mengembangkan aneka
peran sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
b. Peter Berger
b. Peter Berger
Proses sosialisasi adalah suatu proses di mana seorang anak
belajar menjadi seseorang anggota yang berprestasi dalam masyarakat.
c. Charlotte Buhler
Proses sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu
belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana
cara hidup dan berfikir kelompoknya agar dia dapat berfungsi
dalam kelompok.
2. Tujuan Sosialisasi
Sosialisasi sebagai suatu proses sosial mempunyai tujuan sebagai
berikut:
a. Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan
seseorang untuk melangsungkan kehidupan di tengah-tengah masyarakat.
b. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara
efektif dan mengembangkan kemampuan untuk membaca, menulis, dan bercerita.
c. Membantu seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organik
melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
d. Menanamkan kepada seseorang nilai-nilai dan kepercayaan pokok
yang ada pada masyarakat.
3. Tahap-Tahap Sosialisasi
Dalam pergaulan di masyarakat, seseorang harus melakukan
penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Perubahan lingkungan dapat menyebabkan
terjadinya tindakan seseorang karena terjadi penerapan nilai-nilai dan norma
yang berbedabeda. Sosialisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hidup
manusia, mulai masa kanak-kanak, remaja, dewasa sampai ia meninggal dunia.
Menurut George Herbert Mead, bahwa sosialisasi yang dilakukan seseorang melalui
tahapan yang tidak sempurna. Contoh: kata “Bapak” yang diajarkan pada anak
balita diucapkan “Bap”, lama-kelamaan anak bisa mengucapkan
kata bapak dan memakai makna kata bapak sesuai dengan kenyataan
yang dialaminya.
a. Persiapan (prepatory stage)
Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam sosialisasi yang
dilakukan oleh manusia. Pada tahap ini dimulai sejak manusia lahir di dunia.
Sejak saat itulah seseorang sudah memiliki persiapan untuk melakukan
tindakan sesuai dengan lingkungan.
b. Tahap meniru (play stage)
Pada tahap ini anak mulai mampu meniru secara sempurna. Tahap
meniru ini juga disebut tahap bermain.
Pada tahap ini kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan
orang-orang yang jumlahnya relatif banyak sudah mulai terbentuk. Pada tahap ini
anak mengenal “significant other” yaitu orang-orang di sekitarnya yang dianggap
penting bagi pertumbuhan dan pembentukan diri, misal: ayah, ibu, kakak,
pengasuh, kakek, nenek, yang sering berinteraksi dengannya . Contoh: seorang
anak kecil selalu meniru apa yang dikerjakan orang di sekitarnya dan menerima
apa yang sudah dilihatnya.
c. Tahap siap bertindak (game stage)
Pada tahap ini peniruan yang dilakukan seseorang mulai berkurang
digantikan oleh peranan yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh
kesadaran. Pada tahap ini kemampuan menempatkan dirinya pada posisi orang lain
mulai meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara beregu.
Pada tahap ini partner interaksinya makin banyak, hubungan pun makin kompleks.
Kemantapan diri pada tahap ini jauh lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya.
Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap mulai
dipahami. Pada tahap ini mulai siap menjadi partisipan aktif dalam masyarakat.
Teman sebaya sangat berpengaruh pada game stage, karena dengan teman sebaya
seseorang mulai mengenal dan berinteraksi dengan dunia di luar keluarga.
d. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized other) Pada
tahap ini manusia/seseorang disebut sebagai manusia dewasa. Dia bukan hanya
dapat menempatkan dirinya pada posisi orang lain, tetapi juga dapat bertenggang
rasa dengan masyarakat secara luas. Seseorang telah menyadari pentingnya
peraturan-peraturan sehingga kemampuan bekerja sama menjadi mantap. Dalam tahap
ini, manusia telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
4. Fungsi Sosialisasi
Proses sosialisasi di lingkungan masyarakat memiliki dua fungsi
utama sebagai berikut:
a. Dilihat dari kepentingan individu, sosialisasi bertujuan agar
individu bisa mengenal, mengakui dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai,
norma-norma, dan struktur sosial yang ada di dalam masyarakat.
b. Dilihat dari kepentingan masyarakat, sosialisasi berfungsi
sebagai alat pelestarian, penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai serta
norma-norma yang ada dalam masyarakat, supaya tetap ada dan terpelihara oleh
seluruh anggota masyarakat.
2.1.2 Internasilasi,
Belajar, dan Sosialisasi
Ketiga kata atau istilah tersebut pada dasarnya memiliki
pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi
sosial. istilah internasilasasi lebih ditekankan pada norma-nroma individu yang
menginternasilasikan norma-norma tersebut. Istilah belajar ditekankan pada
perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh
seorang individu. istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yagn telah
dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak
panjang dan lama.
2.1.3 Proses
Sosialisasi
Ada 2 teori proses sosialisasi yang paling umum digunakan, yaitu
teori Charles H. Cooley dan teori George Herbert Mead.
Teori Charles H. Cooley lebih menekankan pada peran interaksi
antar manusia yang akan menghasilkan konsep diri (self concept). Proses
pembentukan konsep diri ini yang kemudian disebut Cooley sebagai looking-glass
self terbagi menjadi tiga tahapan sebagai berikut.
” Seorang anak membayangkan bagaimana dia di mata orang lain.”
Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan
yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi dan sering menang
diberbagai.
“Seorang anak membayangkan bagaimana orang lain menilainya.”
Dengan perasaan bahwa dirinya hebat, anak membayangkan pandangan
orang lain terhadap dirinya. Ia merasa orang lain selalu memujinya, selalu
percaya pada tindakannya. Perasaan ini muncul akibat perlakuan orang lain
terhadap dirinya. Misalnya, orang tua selalu memamerkan kepandaiannya.
“Apa yang dirasakan anak akibat penilaian tersebut”
Penilaian yang positif pada diri seorang anak akan menimbulkan
konsep diri yang positif pula.Semua tahap di atas berkaitan dengan teori
labeling, yaitu bahwa seseorang akan berusaha memainkan peran sosial sesuai
dengan penilaian orang terhadapnya. Jika seorang anak di beri label “nakal”,
maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai “anak nakal” sesuai dengan
penilaian orang terhadapnya, meskipun penilaian itu belum tentu benar.
2.1.4 Peranan Sosial
Mahasiswa dan Pemuda di Masayrakat
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih
sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat
istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh
pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari
kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda
dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi
bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas
mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga
etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan”
arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah
tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena
menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak
untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu
dengan kegiatan yang lebih positif.
Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen
saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang
berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA
yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran
besar bagi bangsa Indonesia.
Pemuda dan Identitas
3.1 Pola Dasar
Pembinaan dan Pengembangan Generasi Pemuda
Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan
Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Tujuannya agar semua
pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam poenanganannya benar-benar
menggunakannya sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh
dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaiksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun
berlandaskan:
• Landasan Idiil : Pancasila
• Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar 1945
• Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
• Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
• Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada
pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi
hidupnya yakni.
• Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
• Orientasi dalam dirinya sendiri.
• Orientasi ke luar hidup di lingkungan.
Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda
menyangkut dua pengertian pokok, yaitu:
• Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah
mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan
ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
• Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah
mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah pertumbuhan
potensi dan kemampuan ketingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri
yang melibatkan secara fungsional.
3.1.1 Pengertian pokok
pembinaan dan pengembangan generasi muda
Generasi merupakan generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber
daya insani bagi pembangunan nasional, diharapkan mampu memikul tugas dan
tanggung jawab untuk kelestarian kehidupan bangsa dan negara. Untuk itu
generasi muda perlu mendapatkan perhatian khusus dan kesempatan yang seluas-
luasnya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani
maupun sosialnya.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, terdapat generasi
muda yang menyandang permasalahan sosial seperti kenakalan remaja,
penyalahgunaan obat dan narkota, anak jalanan dan sebagainya baik yang
disebabkan oleh faktor dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya
(eksternal). Oleh karena itu perlu adanya upaya, program dan kegiatan yang
secara terus menerus melibatkan peran serta semua pihak baik keluarga, lembaga
pendidikan, organisasi pemuda, masyarakat dan terutama generasi muda itu
sendiri.
Arah kebijakan pembinaan generasi muda dalam pembangunan
nasional menggariskan bahwa pembinaan perlu dilakukan dengan mengembangkan
suasana kepemudaan yang sehat dan tanggap terhadap pembangunan masa depan,
sehingga akan meningkatkan pemuda yang berdaya guna dan berhasil guna. Dalam
hubungan itu perlu dimantapkan fungsi dan peranan wadah-wadah kepemudaan
seperti KNPI, Pramuka, Karang Taruna, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS),
Organisasi Mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi dan organisasi fungsional
pemuda lainnya.
Dalam kebijakan tersebut terlihat bahwa KARANG TARUNA secara
ekslpisit merupakan wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda yang
bertujuan untuk mewujudkan generasi muda aktif dalam pembangunan nasional pada
umumnya dan pembangunan bidang kesejahteraan sosial pada khususnya. Salah satu
kegiatan Karang Taruna Kelurahan Purwaharja Kecamatan Purwaharja sedang membuat
kerajinan bambu yang diolah menjadi aneka macam alat musik seperti suling,
angklung dan sebagainya.
3.1.2 Masalah-Masalah
Generasi Muda
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini
antara lain:
• Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan
nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
• Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa
depannya.
• Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas
pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah
putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan
generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
• Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya
tingkat pengangguran /setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan
mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan
laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem
sosial lainnya.
• Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi
perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal
tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang
gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan
rendah.
• Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan
masyarakat daerah pedesaan.
• Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan
kehidupan keluarga.
• Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
• Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi
muda.
Dan ada juga masalah lain yaitu:
• Kebutuhan Akan Figur Teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang
berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar
nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
• Sikap Apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan
pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis
ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
• Kecemasan dan Kurangnya Harga Diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja.
Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian”
(memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
• Ketidakmampuan untuk Terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola
pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional
maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat.
Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
• Perasaan Tidak Berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi
semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau
tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk
pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat.
Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara
untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
• Pemujaan Akan Pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan
minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya
mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan
yang keliru tentang pengalaman.
3.1.3 Potensi- potensi
Generasi Muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu
dikembangkan adalah:
• Idealisme dan daya kritis
• Dinamika dan kreativitas
• Keberanian Mengambil Resiko
• Opimis dan kegairahan semangat
• Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
• Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
• Patriotisme dan Nasionalisme
• Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi
3.1.4 Tujuan Pokok
Sosialisasi
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang
dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan
mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui
latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai
dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada
masyarakat umum.
Perguruan dan
Pendidikan
4.1.1Potensi Generasi
Muda
Negara berkembang masih banyak mendapat kesulitan untuk
penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda melalui pendidikan. Sehubung
dengan itu negara yang berkembang merasakan selalu kekurangan tenga terampil
dalam mengisi lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang meminta tenag kerja
dengan keterampilan khusus. Kekurangan tenaga terampil itu terasa manakala
negara-negara sedang berkembang merencanakan dan berambisi untuk mengembangkan
dan memanfaatkan sumber-sumber alam yang mereka miliki.
Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat
perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program studi dalam
berbagai ragam pendidikan formal. Mereka dibina digembleng di laboratorium dan
pada kesempatan praktek lapangan. Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu
sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan
perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi
mereka.
Cara mengembangkan potensi generasi muda:
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang
dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan
mengembangkan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui
latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai
dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada
masyarakat umumnya.
Pengertian Pendidikan dan Perguruan Tinggi
• Pendidkan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan juga merupakan bimbingan eksistensial manusiawi dan
bimbingan otentik, agar anak belajar mengenali jatidirinya yang unik, bisa
bertahan hidup, dan mampu memiliki, melanjutkan mengembangkan warisan-warisan
sosial generasi yang terdahulu.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas
dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai
suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat
di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri
kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Macam-macam pendidikan:
Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang
mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).jenis ini
termasuk ke dalam pendidikan formal.
Pendidikan akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana
dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu
pengetahuan tertentu.
Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program
sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau
menjadi seorang profesional.
Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan
peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu
maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).
Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan
tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang
menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau
menjadi ahli ilmu agama.
Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk
peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar
biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa)
atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah
(dalam bentuk Sekolah Luar Biasa/SLB).
• Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara
pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan
tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen.
Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2, yaitu:
Perguruan tinggi negeri
adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya
dilakukan oleh Negara.
Perguruan tinggi swasta,
adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya
dilakukan oleh swasta.
4.1.2 Alasan Untuk
Berkesempatan Mengenyam Perguruan Tinggi
Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan
terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakat, karena
adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran, pembicaraan serta
penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat.
Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku
sekolah, maka mahasiswa mendapat proses sosialisasi terpanjang secara berencana,
dibanding dengan generasi muda lainnya.
Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku
bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya.
Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan
atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam
masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda, umunya
mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari
keseluruhan generasi muda lainnya. Mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan
yang lebih luas dan jauh ke depan serta keterampilan beroganisasi yang lebih
baik dibandingkan dengan generasi muda lainnya
BAB III
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus
cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara bangsa
dan agama. Selain itu pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar
intelektual dan sebagai pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain
mempunyai ide-ide atau gagasan yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan
sebagai perubah Negara dan bangsa ini. Oleh siapa lagi kalau bukan oleh
generasi selanjutnya maka dari itu para pemuda harus memnpunyai ilmu yang tinggi
dengan cara sekolah atau dengan yang lainnya, dengan begitu bangsa ini akan
maju aman dan sentosa.
Jika dibandingkan dengan generasi sebelum dan generasi
berikutnya, setiap generasi memiliki cirri-ciri khas corak atau watak
pergerakan / perjuangan. Sehubungan dengan itu, sejak kebangkitan Nasional, di
Indonesia pernah tumbuh dan berkembang tiga generasi yaitu generasi 20-an
generasi 45 dan generasi 66, dengan masing-masing ciri khasnya.
5.2 SARAN
Jadilah sosok insan pemuda yang agamis dan
jadilah pemuda yang berguna untuk diri sendiri, orang tua orang lain, dan NKRI.
Dimulai dari hal klecil kita jadikan bangsa indonesia menjadi negara maju.
Daftar Pustaka
https://ciptadestiara.wordpress.com/category/pola-dasara-pembinaan-dan-pengembangan-pemuda/
http://teknikuim2011.blogspot.co.id/2011/10/makalah-tentang-pemuda-sosialisasi_05.html
http://darwisberkreasi.blogspot.co.id/2015/01/makalah-pemuda-dan-sosialisasi.html
Komentar
Posting Komentar