MAKALAH ILMIAH ILMU
SOSIAL DASAR
Masyarakat
Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Disusun Oleh :
Dian Arif Prakoso
11415839
1IB04
FAKULTAS INDUSTRI
Program Sarjana Teknik Electro
Universitas Gunadarma
2015
KATA PENGHANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Ilmiah tentang Masyarakat
Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan.ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Junaedi Abdillah selaku
Dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma yang telah memberikan
tugas ini kepada saya.
Saya
sangat berharap makalah Ilmiah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Masyarakat Pedesaan dan
Masyarakat Perkotaan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Jakarta, 21 Desember 2015
Dian Arif Prakoso
Pengertian masyarakat
Kali ini dalam
learniseasy.com akan dijelaskan tentang apa pengertian masyarakat, bagaimana
pendapat para ahli tentang pengertian masyarakat dan ciri ciri masyarakat.
Seperti yang
dijelaskan dalam banyak sumber bahwa tidak ada definisi tunggal tentang
masyarakat. Tentu saja hal ini disebabkan oleh sifat masyarakat yang dinamis
sesuai dengan penyusunnya yaitu manusia. Sehingga masyarakat selalu berubah
dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu banyak ahli yang berbeda pendapat tentang
pengertian masyarakat walaupun tidak terlalu signifikan.
Dalam bahasa Inggris masyarakat adalah society yang pengertiannya mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. Istilah masyarakat disebut pula sistem sosial. Untuk pemahaman lebih luas tentang pengertian masyarakat sebaiknya kita kemukakan beberapa definisi masyarakat sebagai berikut:
>Selo Soemardjan,
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
>Menurut J.L. Gilin
dan J.P. Gilin, Masyarakat adalah kelompok yang tersebar dengan perasaan
persatuan yang sama.
>Max Weber
menjelaskan pengertian masyarakat sebagai suatu struktur atau aksi yang pada
pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
>Menurut sosiolog
Emile Durkheim, masyarakat adalah suatu kenyataan objektif
individu-individu yang
merupakan anggota-anggotanya.
>Karl Marx
berpendapat bahwa Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan
organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang
terpecah-pecah secara ekonomis.
>Masyarakat menurut
M.J. Herskovits adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti
suatu cara hidup tertentu.
>Koentjaraningrat
(1994) menjabarkan definisi masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu
dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
>Ralph Linton
(1968), masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama
dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan
bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
2.Syarat-syarat terbentuknya Masyarakat
> Sejumlah manusia
yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama
> Merupakan satu
kesatuan
> Merupakan suatu
sistem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkankebudayaan dimana
setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan
kelompoknya
3.Penegrtian Masyarakat perkotaan
a. Pengertian
Masyarakat perkotaan
Seperti halnya desa,
kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa
ahli berikut ini.
i.Wirth
Kota adalah suatu
pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang
heterogen kedudukan sosialnya.
ii.Max Weber
Kota menurutnya,
apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya
dipasar lokal.
iii.Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang
berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Dari beberapa pendapat
secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian
kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan
tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Menurut konsep
Sosiologik sebagian Jakarta dapat disebut Kota, karena memang gaya hidupnya
yang cenderung bersifat individualistik. Marilah sekarang kita meminjam lagi
teori Talcott Parsons mengenai tipe masyarakat kota yang diantaranya mempunyai
ciri-ciri :
a). Netral Afektif
Masyarakat Kota memperlihatkan
sifat yang lebih mementingkat Rasionalitas dan sifat rasional ini erat
hubungannya dengan konsep Gesellschaft atau Association. Mereka tidak mau
mencampuradukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang menyangkut perasaan
pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya tipe
masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya.
b). Orientasi Diri
Manusia dengan
kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri, pada umumnya
dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan
kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan
diri pada orang lain, mereka cenderung untuk individualistik.
c). Universalisme
Berhubungan dengan
semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiran rasional merupakan dasar
yang sangat penting untuk Universalisme.
d). Prestasi
Mutu atau prestasi
seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima berdasarkan kepandaian atau
keahlian yang dimilikinya.
e). Heterogenitas
Masyarakat kota lebih
memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen
dalam susunan penduduknya.
4.Ciri-ciri type masyarakat Perkotaan
Ada beberapa ciri yang
menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
1. Kehidupan
keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang
kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
2. Orang kota pada
umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain
(Individualisme).
3. Pembagian kerja
diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
4.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh
warga kota.
5. Jalan kehidupan
yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota,
sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar
kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
6. Perubahan-perubahan
tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima
pengaruh-pengaruh dari luar.
5. Perbedaan antara
desa dan kota
Dalam masyarakat
modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan
masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan
tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat
sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa,
pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan
antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya
karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan
fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda,
bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua
sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai
berikut:
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat Kota
>Perilaku homogen
>Perilaku yang
dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan >Perilaku yang
berorientasi pada tradisi dan status
>Isolasi sosial,
sehingga statik
Kesatuan dan keutuhan
kultural
Banyak ritual dan
nilai-nilai sakral
>Kolektivisme
>Perilaku heterogen
>Perilaku yang
dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
>Perilaku yang
berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
>Mobilitas sosial,
sehingga dinamik
Kebauran dan
diversifikasi kultural
Birokrasi fungsional
dan nilai-nilai sekular >Individualisme
Warga suatu masyarakat
pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang
hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan
biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994).
Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di
desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan. Sistem kekerabatan dan
kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat
pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang
kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan
penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya
merupakan pekerjaan sambilan saja.
Golongan orang-orang
tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan
selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang
dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan
kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan,
lurah dan sebagainya.
Ada beberapa ciri yang
dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota.
Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi
kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi
masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut
antara lain :
1) jumlah dan
kepadatan penduduk
2) lingkungan hidup
3) mata pencaharian
4) corak kehidupan
sosial
5) stratifiksi sosial
6) mobilitas sosial
7) pola interaksi
sosial
8) solidaritas sosial
9) kedudukan dalam
hierarki sistem administrasi nasional
B. HUBUNGAN DESA DAN KOTA
1. Hubungan antara
Desa dan kota
Masyarakat pedesaan
dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain.
Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat.
Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota
tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan
seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga
kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh
bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan
raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja
musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang
pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota
terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat
diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan
perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat
transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan
dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan
kekotaan.
Hubungan kota-desa
cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam
hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin
menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota
merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa caar, seperti: (i)
Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan
merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan
perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota ,
pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar
Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang
dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya
produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak
terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk
yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut
kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah
terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan
pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
Salah satu bentuk
hubungan antara kota dan desa adalah :
a). Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan
Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan
tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses
berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa
urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123
).
b) Sebab-sebab
Urbanisasi
1.) Faktor-faktor yang
mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya(Push factors)
2.) Faktor-faktor yang
ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull
factors)
Hal – hal yang
termasuk push factor antara lain :
a. Bertambahnya
penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
b. Terdesaknya
kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c. Penduduk desa,
terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga
mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d. Didesa tidak banyak
kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan panen
yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau
panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain
dikota.
Hal – hal yang
termasuk pull factor antara lain :
a. Penduduk desa
kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk
mendapatkan penghasilan
b. Dikota lebih banyak
kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri
kerajinan.
c. Pendidikan terutama
pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d. Kota dianggap
mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan
dengan segala macam kultur manusianya.
e. Kota memberi
kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk
mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).
2.Aspek positif dan
negatif Masyarakat perkotaan
A. Perkembangan kota
merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan
politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang
memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota
sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat
dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang
meliputi :
– Wisma : Untuk tempat
berlindung terhadap alam sekelilingnya.
– Karya : Untuk
penyediaan lapangan kerja.
– Marga : Untuk
pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
– Suka : Untuk
fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
– Penyempurnaan :
Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua , maka
fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
a) Aparatur kota harus
dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka
pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
b) Kelancaran dalam
pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat
dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
c) Masalah keamanan
kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan
penduduk akan menimbulkan masalah baru.
d) Dalam rangka
pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di
kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat
bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .
B. Fungsi Eksternal
Fungsi eksternal dari
kota yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalm kerangka wilayah
dan daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik secara regional
maupun nasional.
Unsur
lingkungan perkotaan
Perkembangan kota
merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan
politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk
stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan
perkotaan setidaknya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1. Wisma : unsure ini
merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap
alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam
keluarga. Unsure wisma ini menghadapkan
>dapat
mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan
kebutuhan penduduk untu masa mendatang
>memperbaiki
keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu
kehidpan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan
menyenangkan
1. Karya : unsure ini
merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini
merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
2. Marga : unsure ini
merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara
suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu
dengan kota lain atau daerah lainnya.
3. Suka : unsure ini
merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan
fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
4. Penyempurna :
unsure ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara
tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan
kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
4.Fungsi external kota
Fungsi eksternal kota:
1. Pusat kegiatan
politik dan administrasi pemerintahan wilayah tertentu
2. Pusat dan orientasi
kehidupan social budaya suatu wilayah lebih luas
3. Pusat dan wadah
kegiatan ekonomi ekspor :
> Produksi barang
dan jasa
> Terminal dan
distribusi barang dan jasa.
4. Simpul komunikasi
regional/global
5. Satuan
fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus regional/global.
C.MASYARAKAT PEDESAAN
1.Pengertian pedesaan
Yang dimaksud dengan
desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah
suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan
tersendiri.
Menurut Bintaro, desa
merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan
kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Sedang menurut Paul H.
Landis desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai
berikut :
a) mempunyai pergaulan
hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b) Ada pertalian
perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c) Cara berusaha
(ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti :
iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris
adalah bersifat sambilan.
2.Ciri –ciri masyarakat desa
Dalam buku Sosiologi
karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan
masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal
ciri-ciri sebagai berikut :
a. Afektifitas ada
hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan.
Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati
terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b. Orientasi kolektif
sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan
kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda
pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c. Partikularisme pada
dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk
suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan
sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya
Universalisme)
d. Askripsi yaitu
berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu
usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan
kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
e. Kekabaran
(diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi
tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa
tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat
Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya
tanpa pengaruh dari luar.
3.Macam- macam pekerjaan gotong royong
masyarakat pedesaan
– kerja bakti
– gotong-royong
memperbaiki jembatan atau jalan raya
4.Sifat dan hakikat masyarakat pedesaan
Masyarakat pedesaan
mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya
adat dan kepercayaan
masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan
tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah
masyarakat yang ramah.
Pada hakikatnya
masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang
menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya
bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang
sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
5.Sistem budaya petani Indonesia
– Mereka beranggapan
bahwa orang bekerja itu untuk hidup
– Mereka menganggap
alam itu tidak menakutkan jika terjadi bencana
– Dalam menghadapi
alam mereka cukup bekerja sama
6.Unsur-unsur Desa
1. Daerah, dalam arti
tanah-tanah dalam hal geografis.
2. Penduduk, adalah
hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata
pencaharian penduduk desa setempat
3. Tata Kehidupan,
dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar warga desa.
ketiga unsur ini tidak
lepas antar satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri melainkan merupakan
satu kesatuan.
7.Fungsi Desa
fungsi desa adalah:
1. desa yang merupakan
hinterland atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan
makanan pokok.
2. desa ditinjau dari
sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja
yang tidak kecil artinya.
3. desa dari segi
kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa
industri, desa nelayan, dll
D.PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT
PERKOTAAN
1.Perbedaan antara Masyarakat pedesaan dan
Masyarakat perkotaan
Pada mulanya
masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya
masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan
melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Perbedaan masyarakat
pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan
kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.
Karakteristik umum
masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup
bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi
dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan
masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan
serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak
berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait
dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
1. Sederhana
2. Mudah curiga
3. Menjunjung tinggi
norma-norma yang berlaku didaerahnya
4. Mempunyai sifat
kekeluargaan
5. Lugas atau
berbicara apa adanya
6. Tertutup dalam hal
keuangan mereka
7. Perasaan tidak ada
percaya diri terhadap masyarakat kota
8. Menghargai orang
lain
9. Demokratis dan
religius
10. Jika berjanji,
akan selalu diingat
Sedangkan cara
beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan
dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan
santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
Berbeda dengan
karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan
kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat
perkotaan sering disebut sebagai urban community.
Ada beberapa ciri yang
menonjol pada masyarakat kota yaitu:
1. kehidupan keagamaan
berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota
hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti
di masjid, gereja, dan lainnya.
2. orang kota pada
umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain
3. di kota-kota
kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan
agama dan sebagainya.
4. jalan pikiran
rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
5. interaksi-interaksi
yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada
kepentingan umum.
Daftar pustaka
http://dadangdaelimi.wordpress.com/2013/01/06/masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
http://id.wikipedia.org/wiki/Desa
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
http://id.wikipedia.org/wiki/Desa
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota
http://galihjalusaputra.blogspot.co.id/2015/01/masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat_5.html
Komentar
Posting Komentar